Chasing Harry Potter Makassar

Cuma mau berbagi pengalaman aja. Sebenarnya ini adalah pengalamanku yang bisa dikatakan 'Nano-Nano', tau kan permen 'Nano-Nano'? "Manis Asem Asin, Rame rasanya" hehehehe... :D

Pada saat itu saya masih kelas 3 SMA tahun ajaran 2007/2008 di Pesantren IMMIM Putra Makassar (bisa juga di bilang Hogwarts, hehehe). Di sekolah saya kalo gak salah ada 3 atau 5 kelompok yang mengikuti acara Chasing Harry Potter. Awalnya saya cuma nguping pembicaraan teman tentang acara ini (di sini saya nguping bukan jadi mata-mata, namanya juga nggak sengaja dengar). Nah, tidak lama kemudian saya di panggil sama teman, dia nawarin untuk masuk di kelompoknya, akhirnya saya ikut.

Setiap kelompok terdiri dari 7 biji, ‘eh, 7 orang. Dan kelompok yang di terima hanya 77  kelompok saja (semuanya serba 7, di sesuaikan dengan peluncuran Buku Harry Potter yang ke-7). Persyaratan untuk mengikuti acara ini salah satunya yaitu harus memiliki kendaraan roda empat, akhirnya kita memanggil satu orang junior yang memiliki kendaraan roda empat untuk bergabung di kelompok kami.

Diantara personil dikelompok saya, tidak satu pun yang tau tentang cerita Harry Potter kecuali saya, karena di setiap pos kita akan diberikan pertanyaan oleh Panitia mengenai Harry Potter. Untuk berjaga-jaga terpaksa teman saya menyewa kaset DVD Harry Potter.

Setelah semuanya selesai, tibalah hari H dimana masing-masing kelompok berkumpul di MP (Mall Panakkukang) lantai 3 tepatnya didepan Gramedia. Peralatan serta persyaratan harus di periksa sebelum berangkat. Sempat teman saya panik karena kami kekurangan satu persyaratan yang paling penting, yaitu "Lentera". Terpaksa teman saya beralasan bahwa lentera kita tertinggal di mobil (padahal belum sempat beli) :D.

Petualangan pun di mulai. Satu persatu mobil keluar dari parkiran. Di sana sudah menunggu panitia yang bertugas menempelkan Stiker Chasing Harry Potter di mobil. Di sini juga kami sudah memegang sebuah perkamen kecil di dalamnya terpadat tulisan berupa teka-teki yang menunjukkan lokasi pos selanjutnya juga ada pertanyaan mengenai Harry Potter. Di tulisan tersebut menyuruh kami pergi ke pos selanjutnya dengan nama “Daily Prophet”. Setelah lama berpikir, ternyata Daily Prophet adalah Kantor Harian Tribun Timur. Akhirnya kami pun menuju kesana untuk mengambil petunjuk selanjutnya.



Pertanyaan pertama:

-Apa Judul Buku Harry Potter ke-7?

Dari kantor Harian Tribun Timur kami berangkat menuju pos selanjutnya dengan nama “Diagon Alley” yaitu Gramedia MaRI dengan pertanyaan:

-Apa nama mantra yang dipakai Harry Potter untuk mengusir Domentor?

Para rombongan penyihir berlarian masuk ke Gramedia untuk mngambil petunjuk selanjutnya. Inilah yang di nanti-nanatikan. Di perkamen tersebut tertulis “Silahkan Anda Menuju Hogwarts” yang dimana Hogwarts yang dimaksud adalah pos terakhir yaitu Benteng Rotterdam.

Pertanyaan terakhir:

-Siapa nama guru Hogwarts yang mengajarkan pelajaran Transfigurasi?

Lega sudah perasaan saya, akhirnya kami semua berkumpul di depan pintu gerbang Hogwarts yang masih tertutup. Betapa ramainya, segalanya serba hitam, ada yang memakai topi penyihir, juba, sapu terbang, dan segala macam aksesoris yang berkaitan dengan Harry Potter, bahkan ada yang mencoret dahinya seolah-olah itu adalah bekas luka layaknya Harry Potter. Sambil menunggu pintu gerbang dibuka, masing-masing kelompok saling menceritakan tentang perjalanan mereka tadi, ada juga yang mempersiapkan perlengkapan.

 Oops, sepertinya ada yang ganjil. Ternyata dari tadi kita belum memiliki lentera. Kami pun panik, kemana lagi harus mencari lentera. Setelah lama berpikir, ‘tak ada rotan, akar pun jadi’ akhirnya kita mencoba menyewa lentera milik penjual durian. Sebenarnya lentera yang dimaksud adalah lentera  plastik, tapi tak apalah dicoba saja. Tanpa pikir panjang, kami berbicara dengan penjual durian dan dia pun mau meminjamkan lentera miliknya.

Waktu yang dinantikan telah tiba. Seluruh kelompok berkumpul di depan pintu gerbang. Diantara semua kelompok, kamilah yang paling terang (gimana tidak terang kalo lampu minyak). Kami berusaha meredupkan nyala apinya sehingga nyalanya seperti lilin. Sungguh malangnya nasibku kenapa mesti saya sih yang bawa masuk, betapa panasnya.

3…2…1

Pintu gerbang dibuka.

Semua berlarian masuk. Berpencar mencari Buku Harry Potter ke 7 yang disembunyikan oleh panitia. Para Domentor yang diperankan oleh panitia di tugaskan untuk mengelabui setiap peserta. Mereka seperti hantu dengan juba hitam panjangnya, tapi kami tak peduli.

Kami menelusuri di setiap tempat yang memungkinkan buku itu di sembunyikan di situ. Sampai-sampai kami naik ke atas tembok benteng yang lebarnya kurang lebih 1 meter. Dan akhirnya kami turun di suatu tempat dimana tempat itu sepertinya tempat sampah. Di tempat kami turun, saya melihat ada lorong kecil yang bisa di lalui satu orang. Saya mencoba membujuk teman2 untuk menelusuri lorong itu, tapi mereka tak mau dengar, mereka terus mencari di tempat lain….. kami menelusuri di setiap tempat-tempat tersembunyi…. Di balik tanaman, tembok, bahkan di kuburan… sampai2 para domentor yang diperankan oleh panitia kerap kali mengganggu pencarian kami..

Singkat Cerita..

Tak lama kemudian panitia memberikan sedikit petunjuk lewat microphone.. ‘katanya buku itu berada di tempat yang sempit’., Segera kami berlari mencari di selokan… Kemudian panitia mmberikan lagi petunjuk.. ‘lorong kecil yang bisa d lalui satu orang’.. tiba2 saya teringat di lorong yang tadi.. akhirnya kami semua berlari menuju tempat yang tadi kamu lalui. Belum sempat kami sampai, letusan petasan menyembur ke langit hitam pertanda buku telah ditemukan. Betapa tersebaknya perasaan kami ketika buku itu telah jatuh ke tangan kelompok lain. Bagaimana tidak, selangkah sudah di depan mata buku itu ada di tangan kami, tapi teman2  tidak mau mendengarkan apa yang sudah saya katakana sebelumnya. Seharusnya kita coba dulu untuk masuk di lorong yang saya tunjukkan tadi.

Itulah pengalaman yang paling berkesan dalam hidup saya. Sebuah permainan yang banyak memberikan pelajaran, hikmah, serta melatih kekompakan.....

ini adalah kenang2an yang saya ambil dan masih saya simpan sampai sekarang... sebuah perkamen yang dibawa ke pos selanjutnya untuk di tanda tangani oleh panitia..
Perkamen Harry Potter

Hikmah yang dapat di petik dari pengalaman saya adalah “Jangan pernah  kita mengabaikan usul orang, ada baiknya kita coba, bisa jadi hal yang tidak kita ketahui ternyata bisa kita dapatkan dari situ”

-Salam Hangat Dari Penulis-