Hadits Palsu Tentang Kucing Rasulullah

Hadits Palsu Tentang Kucing Rasulullah
Hadits Palsu Tentang Kucing Rasulullah

SEPINTAS - Seputar Info dan Kreativitas. Kucing merupakan hewan yang paling sering kita jumpai setiap hari bahkan setiap waktu. Meskipun kita tidak memelihara kucing, tapi mereka selalu berlalu lalang disekitar kita entah mencari makan atau sekedar lewat. Dan tak jarang orang mengusir ketika ada seekor kucing mulai masuk ke pekarangan rumah bahkan sampai tega melemparnya untuk mencegah agar tidak masuk kedalam rumah mencari makan. Atau karena alergi bulu kucing.

Kucing juga termasuk hewan yang manja dan bisa jadi sangat-sangat manja apabila berhadapan dengan majikannya. Ketika kucing lapar, mereka punya bahasa isyarat tersendiri yang mudah dipahami oleh manusia seperti mengeong sambil memperhatikan sesuatu yang ada ditangan kita, memasang ekspresi lemas kemudian menunduk sambil memejamkan matanya perlahan-lahan (biasanya kucing seperti ini adalah kucing yang takut mendekati manusia dan selalu menjaga jarak).
Belakangan ini maraknya hadits yang bertebaran di internet tanpa keterangan yang jelas tentang hadits tersebut. Apakah datangnya dari Rasulullah atau karena alasan tertentu sehingga mereka tega mengarang hadits tanpa rasa takut akan dosa yang mereka pikul. Salah satunya adalah kucing Rasulullah bernama Muezza.



Artikel Lainnya : Sahabat Nabi Yang Masih Hidup

Rasulullah s.a.w. bersabda,
"Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barang siapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka." (HR. Bukhari no.1291 dan Muslim no.4)
Tulisan ini saya buat hanya untuk meluruskan kekeliruan yang banyak tersebar. Jika ada yang salah mohon diingatkan.

Kucing Rasulullah s.a.w. bernama Muezza (Mu'izzah) adalah HOAX

Mungkin anda pernah membaca artikel tentang kucing Rasulullah yang bernama Muezza. Dalam kisah yang beredar di internet diceritakan bahwa:

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki seekor kucing bernama Muezza (Mu'izzah). Suatu ketika, dikala Rasulullah hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Muezza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, Rasulullah pun memotong belahan lengan yang ditiduri Muezza dari jubahnya.

Ketika Rasulullah kembali kerumahnya, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, Rasulullah menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali. Dalam aktivitas lain, setiap Rasulullah menerima tamu dirumahnya, Rasulullah selalu mengendong Muezza dan ditaruh dipahanya. Salah satu sifat Muezza yang disukai Rasulullah adalah ia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan. Kepada para sahabatnya, Rasulullah berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyayangi keluarga sendiri.

Hadits ini sudah banyak beredar di internet bahkan di medsos. Ada yang ganjil dari hadits tersebut. Dari berbagai macam sumber yang membahas bahwa Rasulullah memiliki kucing bernama Muezza sama sekali tidak jelas dari mana datangnya hadits tersebut (tidak ada perawinya).

Sampai saat ini belum ditemukan riwayat haditsnya. Dan tidak ada hadits shahih yang menjelaskan bahwa Rasulullah memiliki seekor kucing. Wallahu A'lam.

Hadits Shahih tentang Kucing
Dalam riwayat Abu Daud diceritakan dari Kabsyah binti Ka'ab bin Malik (dia adalah isteri dari anak Abu Qotadah). Wanita ini mengatakan bahwa Abu Qotadah pernah masuk ke rumah, lalu dituangkanlah air wudhu padanya. Kemudian tiba-tiba datanglah kucing. Bejana air wudhu lantas dimiringkan, lalu kucing itu minum dari bejana tersebut. Abu Qotadah pun melihat wanita tadi merasa heran padanya. Abu Qotadah mengatakan, "Apakah engkau heran (dengan tingkahku), wahai anak saudaraku?" Wanita itu lantas menjawab, "Iya"  Setelah itu Abu Qotadah menyebutkan hadits dari Rasulullah. Rasulullah bersabda,

"Kucing ini tidak najis. Sesungguhnya kucing merupakan hewan sering kita jumpai dan berada disekeliling kita." (HR. At Tirmidzi, Abu Dawud, An Nasa'i, Ibnu Majah, Ad Darimi, Ahmad, Malik. Shaikh Al Albani dalam Irwa'ul Gholil no.173 mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Kucing tidaklah najis. Meskipun demikian, bukan berarti kucing itu bisa dimakan. Kucing tetaplah termasuk hewan yang haram untuk dimakan. Kucing adalah hewan yang suci karena tidak membahayakan kesehatan (kecuali kucing berpenyakitan seperti rabies).

Rasulullah tidak melarang ummatnya memelihara kucing. Seandainya itu dilarang, sudah pasti Rasulullah menegur Abu Hurairah. Kenapa? Karena "Abu Hurairah" sebenarnya bukan nama melainkan gelar. Abu Hurairah artinya "Bapaknya Kucing".



Dari berbagai sumber...



  

3 komentar:

  1. Iya benar, katanya juga bulu kucing itu najis, karena daging kucing haram dimakan maka bulu kucing itu termasuk dari pada tubuhnya., sebagaimana kain sutra., Jadi saya sarankan hati2 dgn bulu kucing kalo menempel di pakaian lalu dibawa salat, salatnya tidak sah
    ini sebagaimana ucapan guru kami Kh zaini abdul ghani, kalau salah berelaan dan dimaklumi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bedakan antara haram dengan najis, haram itu larangan sedangkan najis berhubungan dg kebersihan. Kucing haram dimakan bukan berarti najis disentuh. Yang najis dari kucing itu hanya kencing dan kotorannya dan najis bisa gugur bila telah dibersihkan. Di masjid nabawi sering ada kucing berkeliaran di dalam kalau najis tentu sudah dibuang oleh para penjaganya.

      Hapus
  2. Kenapa ga ada tombol share ya? Terimakasih ulasannya, membantu kebingungan saya yg awam ini mencari tahu darimana kisah itu berasal, shahih atau tidak

    BalasHapus

Silahkan jika Anda ingin memberikan Kritik dan Saran..... Tapi JANGAN memberikan komentar yang mengandung SPAM dan SARA....

Terima Kasih Atas Kunjungannya...